Wednesday, April 1, 2020

Tim LPPM Unand Tawarkan Alat Deteksi Kebuntingan Dini Pada Kelompok Peternak di Padang


Pelatihan Khusus untuk Kelompok Peternak di Padang,
Tim LPPM Unand Tawarkan Alat Deteksi Kebuntingan Dini


LPPM Unand bantu kelompok peternak di Padang
Padang (Minangsatu) - Untuk mengevaluasi keberhasilan kawin secara alami atau inseminasi/IB sehingga mampu meningkatkan efisiensi reproduksi ternak sapi betina, Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas menawarkan suatu temuan baru, yaitu Alat Deteksi Kebunting Dini.

Hal tersebut terungkap dalam Pelatihan untuk Kelompok Ternak Kota Padang di Parak Karakah Padang, Sabtu (16/11). Dalam Pelatihan yang diikuti oleh 40 orang peternak ini diulas mengenai manfaat penggunaan Alat Deteksi Kebunting Dini.

Bertindak sebagai pemateri Tim dari LPMM dan Fakultas Peternakan Universitas Andalas, antara lain  Dr. Ferry Lismanto Syaiful, S.Pt, MP (Ketua Pelaksana) , Prof. Drh. Endang Purwati, MS, Ph.D, Dr. Ir. Suyitman, MP dan Dr. Evitayani, M.Agr.

Menurut, Dr. Ferry Lismanto Syaiful, S.Pt, MP, kemajuan teknologi pada sektor peternakan kini tengah berkembang pesat, khususnya untuk perkembangan populasi sapi di masa depan. "Salah satu kemajuan teknologi yang terbaru adalah test kit untuk mendeteksi kebuntingan dini pada sapi potong. Deteksi kebuntingan merupakan komponen penting dari manajemen reproduksi, khususnya pada industri sapi potong," katanya.

Dr. Ferry Lismanto Syaiful, S.Pt, MP juga mengatakan bahwa melalui alat deteksi kebuntingan dini pada sapi ini tentunya memberikan peluang untuk mengetahui sapi bunting pada usia kebuntingan muda sesudah dilakukan kawin secara alami atau inseminasi/ IB.

"Melalui alat ini, deteksi kebuntingan dapat dilakukan lebih awal yaitu mulai umur 15 hari dan hanya membutuhkan waktu 60 menit dalam pelaksanaannya. Dengan demikian peternak dapat meningkatkan efisiensi reproduksi dan menekan biaya produksi," paparnya.

Alat deteksi kebuntingan dini ini mempunyai beberapa keunggulan diantaranya dapat memberi informasi keberhasilan perkawinan lebih awal, harganya murah, pengaplikasian yang mudah dan akurat, tidak membutuhkan skill, serta dapat melakukan deteksi kebuntingan dini sapi secara massal.

Sebagaimana yang diketahui bahwa selama ini pengecekan kebuntingan sapi dilakukan dengan pengecekan fisik secara langsung (perogohan atau palpasi rektal) dan biasanya peternak mengeluarkan biaya dari Rp 35 ribu hinga 50 ribu per deteksi.

"Kalau deteksi kebuntingan secara konvensional/ palpasi rektal kurang efektif karena membutuhkan umur kebuntingan lebih dari 60 hari serta membutuhkan tenaga yang terampil," tegas Dr. Ferry.

Tim LPPM Unand hadir sebagai wadah yang selalu siap membantu masyarakat Sumatera Barat dalam meningkatkan kualitas hidup. Khusus untuk para peternak sapi, LPPM Unand mengajak mereka agar senantiasa meng-up grade wawasan dan ilmu pengetahuan mereka dalam memperbaiki manajemen reproduksi ternak sehingga dapat meningkatkan produktivitas ternak.




No comments:

Post a Comment

SUPLEMENTASI BERBAGAI DOSIS HORMON FSH DAN GnRH TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO SAPI PESISIR HASIL SUPEROVULASI ( Ferry Lismanto Syaiful)

SUPLEMENTASI BERBAGAI DOSIS HORMON FSH DAN GnRH TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO SAPI PESISIR HASIL SUPEROVULASI ( Ferry Lismanto Syaiful)      ...